Kementrian PUPR bekerjasama dengan Institut BIM Indonesia sudahberkolaborasi menghasilkan sebuah buku elektronik berjudul Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi. Buku elektronik ini berjumlah 38 halaman yang memaparkan secara singkat bagaimana langkah - langkah untuk menerapkan BIM dalam organisasi / perusahaan kita. Walaupun hanya secara singkat dan tidak mendetail namun buku ini sangat penting karena memuat langkah - langkah yang tidak boleh kita lewati untuk kesuksesan implementasi BIM. Langkah - langkah tersebut adalah
1. Kepemimpinan. Sangat penting karena BIM bukan sekedar alat dan metode kerja tapi proses kerja yang berbeda. (baca : Menciptakan BIM Vision yang Efektif)
2. Perencanaan. Setelah pimpinan membuat keputusan untuk adopsi BIM dibutuhkan perencanaan perubahan manajemen yang matang. Termasuk software dan hardware yang harus upgrade.
3. Informasi. Informasi tentang proses kerja BIM harus terdefinisikan dengan baik
4. Proses. Perubahan proses kerja harus didefinisikan dengan baik
5. SDM dan Kapabilitasnya.
6. Keterlibatan Stakeholder. Karena BIM adalah proses kerja yang berbeda, tidak bisa hanya kita sendiri yang bekerja dengannya. Semua Stakeholder harus kita libatkan. Misalnya jika kita tidak melibatkan client, maka mereka akan tidak paham dengan proses pekerjaan yang berbeda dan akan mengakibatkan proses kerja terhambat dan bisa membuat kerugian finansial. (baca : BIM GUIDE : BIM Execution Plan)
7. Hasil. Hasil dari proses kerja BIM akan kita monitor dan bandingkan dengan proses kerja tradisional. Karena mengadopsi BIM memang tidak gampang dan perlu waktu. (baca : Mendorong Penggunaan BIM Dalam Perusahaan Konstruksi )
Anda bisa mengunduh buku elektronik tersebut di halaman ini : http://bim.pu.go.id/panduan.html. Selain buku Panduan Adopsi BIM di Indonesia anda juga bisa mengunduh buku - buku elektronik untuk memperkaya pengetahuan BIM dan sebagai bahan untuk menciptakan BIM Vision di organisasi / Perusahaan Anda di halaman http://bim.pu.go.id/materi.html dan http://bim.pu.go.id/artikel.html
3. Informasi. Informasi tentang proses kerja BIM harus terdefinisikan dengan baik
4. Proses. Perubahan proses kerja harus didefinisikan dengan baik
5. SDM dan Kapabilitasnya.
6. Keterlibatan Stakeholder. Karena BIM adalah proses kerja yang berbeda, tidak bisa hanya kita sendiri yang bekerja dengannya. Semua Stakeholder harus kita libatkan. Misalnya jika kita tidak melibatkan client, maka mereka akan tidak paham dengan proses pekerjaan yang berbeda dan akan mengakibatkan proses kerja terhambat dan bisa membuat kerugian finansial. (baca : BIM GUIDE : BIM Execution Plan)
7. Hasil. Hasil dari proses kerja BIM akan kita monitor dan bandingkan dengan proses kerja tradisional. Karena mengadopsi BIM memang tidak gampang dan perlu waktu. (baca : Mendorong Penggunaan BIM Dalam Perusahaan Konstruksi )
Anda bisa mengunduh buku elektronik tersebut di halaman ini : http://bim.pu.go.id/panduan.html. Selain buku Panduan Adopsi BIM di Indonesia anda juga bisa mengunduh buku - buku elektronik untuk memperkaya pengetahuan BIM dan sebagai bahan untuk menciptakan BIM Vision di organisasi / Perusahaan Anda di halaman http://bim.pu.go.id/materi.html dan http://bim.pu.go.id/artikel.html