image source : buildingsmart.org

BuildingSMART International adalah organisasi nirlaba swasta yang tujuan utamanya adalah pengembangan dan standardisasi sistem BIM secara global.

Organisasi ini didirikan di Amerika Serikat pada 1990-an untuk memenuhi kebutuhan standardisasi  berbagai macam sotware konstruksi yang digunakan untuk memudahkan kolaborasi antar disiplin ilmu yang terlibat dalam sebuah proyek.

Tujuan utama buildingSMART adalah:




 

  • Untuk mengembangkan dan memelihara standar BIM internasional yang terbuka dan netral (Open BIM)

  • Mempercepat interoperabilitas di sektor konstruksi melalui kisah -kisah sukses penggunaan sistem BIM

  • Berikan spesifikasi, dokumentasi, dan referensi sistem BIM

  • Mengidentifikasi dan meyelesaiakan masalah yang menghambat dalam  pertukaran informasi (kolaborasi)

  • Memperluas penggunaan teknologi ini dan proses yang terkait sepanjang seluruh siklus hidup gedung dan untuk semua disiplin ilmu yang terlibat


Sejarah buildingSMART.


Pada tahun 1995 di AS, Autodesk mengadakan aliansi pribadi bersama dengan 12 perusahaan lain untuk menguji manfaat kerja kolaboratif dalam proses yang konstruktif dengan bertukar informasi antara berbagai jenis perangkat lunak di sektor konstruksi. Aliansi ini terdiri dari perusahaan -perusahaan  antara lain : Autodesk, Archibus, AT&T, Carrier Corporation, Arsitek HOK, Honeywell, Jaros Baum & Bolles, Laboratorium Lawrence Berkeley, Software Pegas, Software Softdesk, Software Timberline dan Tishman Construction . Perusahaan - perusahaan tersebut  yang terlibat dalam arsitektur, teknik dan pengembangan perangkat lunak, memutuskan untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan proses yang konstruktif.

Setelah satu tahun, Aliansi tersebut mencapai 3 kesimpulan yaitu :

  1. Interoperabilitas adalah wajib dan memiliki potensi komersial yang tinggi. (Interoperabilitas adalah dimana suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan aplikasi lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama)

  2. Standar harus bersifat umum dan Internasional

  3. Keanggotaan harus bersifat terbuka agar mendapatkan lebih banyak anggota dan pada saat yang sama akan mencapai minat yang lebih besar di seluruh dunia.


Pada tahun 1994, Aliansi menghasilkan penjelasan yang menunjukkan awal dari konsep interoperabilitas melalui Industry Foundation Classes (IFC).

Pada Mei 1996  International Alliance for Interoperability (AIA) didirikan di London Inggris didalam pertemuan perwakilan dari Amerka Utara, Eropa dan Asia. Tugas AIA adalah membuat pengelompokan berdasarkan negara atau berdasarkan suatu kasus berdasar wilayah dan bahasa yang disebut dengan Chapter. Pada saat yang bersamaan akan menjadi organisasi internasional dengan 2 perwakilan pada setiap chapter. Pada tanggal 11 Januari 2008, IAI memutuskan untuk mengubah namanya menjadi buildingSMART agar lebih mencerminkan sifat dan tujuan organisasi.


- Building: Pilihan kata ini dimaksudkan untuk menyatukan seluruh sektor konstruksi.

- Smart: Istilah ini akan mencerminkan cara kita semua ingin membangun  secara cerdas.



Pada saat ini buildingSMART mempunyai 17 Chapter di seluruh dunia.


Berikut ini adalah daftar Chapter buildingSMART regional, diurutkan berdasarkan benua:



  • Amerika Utara: Amerika Serikat, Kanada

  • Eropa: Spanyol, Italia, Jerman, Prancis, Inggris & Irlandia, Norwegia, Nordik (Denmark, Swedia, Finlandia), Benelux (Belgia, Belanda dan Luksemburg), Swiss

  • Asia: Cina, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura

  • Oseania: Australasia (Australia dan Selandia Baru)


Hmm semoga segera ada Chapter Indonesia agar tidak ketinggalan dengan negara - negara di sekitar Indonesia.




Industry Foundation Classes (IFC) & Interoperability


Format Industry Foundation Classes (IFC) adalah format terbuka untuk pertukaran data dalam sistem BIM.Seperti yang sudah dibahas pada paragraf sebelemnya, format ini dikembangkan oleh AIA yaitu cikal bakal buildingSMART yang bertujuan menjadi standar untuk memfasilitasi interoperabilitas antara sistem perangkat lunak komputer yang berbeda di sektor konstruksi.


Interoperabilitas penuh antar softaware yang berbeda sangatlah sulit untuk dikembangkan. Karena berbeda dalam sistem database dan kode - kode internal software. Untuk itu IFC sebagai "jembatan" antar software juga harus disetting sedemikian rupa agar mudah untuk saling berbagi data antar software yang berbeda. Walaupun tidak interoperabilitas tidak sempurna namun cukup untuk menghemat waktu setiap disiplin ilmu yang berkepentingan dalam sebuah proyek.