BricsCAD adalah software CAD yang bisa dibilang sebuah clone dari AutoCAD namun memiliki fitur yang lebih. Awal mulanya BricsCAD adalah software alternatif bagi pengguna AutoCAD yang merasa harga lisensi dari AutoCAD itu mahal. BricsCAD datang dengan fitur, interface dan cara kerja yang sama dengan AutoCAD namun dengan harga yang lebih murah. Entah apa yang menyebabkan BricsCAD tidak menjadi software pilihan utama di Indonesia. Mungkin karena orang merasa bahwa AutoCAD itu lebih baik, walaupun kadang tidak pernah sekalipun menggunakan software alternatif tersebut. Atau karena mayoritas orang menggunakan AutoCAD, maka mau gak mau harus mengikuti orang lain walaupun software yang digunakan adalah software bajakan. Ya mirip seperti orang lebih suka memakai windows bajakan daripada linux gratis yang lebih murah. Atau kalau tahun 2000an handphone Nokia walaupun Ericsson atau Motorola lebih canggih.
Ketika BIM mulai menjadai standar dalam perencanaan. BricsCAD tidak mau hanya tinggal diam untuk tetap menjadi clone AutoCAD sebagai software CAD 2D. Meskipun AutoCAD juga bisa digunakan sebagai pemodel 3D, namun tidak menambahkan fungsi BIM. Karena Autodesk sudah mempunyai Revit yang menjadi jagoan mereka di software pemodelan BIM. Alih - alih membuat software tersendiri, Bricsys sebagai perusahaan pembuat BricsCAD malah menambahkan fungsi BIM pada software mereka. Meskipun mereka membagi menjadi 3 edisi yaitu BricsCAD Classic yang paling murah merupakan murni software untuk drafting 2D. Kemudian ada BricsCAD Pro yang ditambahkan fungsi 3D modeling. Dan yang paling mahal yaitu BricsCAD Platinum yaitu BricsCAD pro yang ditambah fungsi BIM.
Selain itu Bricsys juga membuat software gratis mirip dengan Sketchup yaitu BricasCAD shape. Baik BricsCAD maupun BricsCAD shape, mereka mempunyai format file yang sama yaitu .dwg. Dengan format yang sama, sketching dari BricsCAD shape langsung bisa dibuatkan detailingnya di BricsCAD tanpa masalah kompatibelitas.
Ada yang menarik bagi saya pada fitur BIM BricsCAD. Jika software modeling BIM pada umumnya kita membuat model berikut classifikasinya, di BricsCAD BIM kita mempunyai cara yang berbeda. Yaitu kita membuat model 3D tanpa memikirkan classifikasinya (sama seperti ketika membuat model dengan sketchup) kemudian BricsCAD bisa secara otomatis membuat classifikasi. Kita bisa fokus pada pembuatan model tampa mempedulikan itu beam, floor, pondasi atau pintu jendela dll. Tidak seperti pada Revit yang harus benar familynya. Meskipun kita bisa membuat pondasi dengan family beam tapi itu haram di Revit. Sedangkan di BricsCAD semuanya dikerjakan secara otomatis. Walaupun kita juga bisa mengklasifikasikan secara manual. Ini agar kita bisa merubah classifikasinya jika BricsCAD salah dalam mendeteksi.